Akhir 2007 muncul sebuah lagu yang diberi judul '
Tinggal Kenangan' atau ‘
Jauh Kau Pergi’. Sebenarnya lagu ini tidak memiliki judul yang pasti, sebutan-sebutan itu diambil hanya untuk menamai lagu tersebut.
Yang
pasti, lagu ini menceritakan kisah seorang gadis yang ditinggal pergi
kekasihnya. Pada 2008, popularitas lagu ini meningkat tajam seiring
dengan kontroversi yang menyertai dan misteri di balik lagu tersebut.
Kini,
pecinta film tanah air bisa melihat lebih jelas gambaran kisah
tersebut. Melalui peran apik para aktor-aktor muda seperti Karina
Nadila, Guntur Triyoga, Leylarey Lesesne, Rendy K Jarnet, film berjudul '
Gaby dan Lagunya' ini akan menyuguhkan nuansa berbeda dari sekadar mendengarkan alunan musik sendu ala ''Tinggal Kenangan''.
Cerita
film yang disutradarai oleh Nayato Fio Nuala, dimulai dari perkenalan
seorang gadis polos dan baik hati Gaby (Karina Nadila) dengan Popo
(Guntur Triyoga), seorang anak band yang cukup tampan dan juga ramah.
Sejak awal perkenalan itu, Gaby sudah menyimpan rasa pada pemuda ramah
ini. Hari-hari berikutnya dilalui Gaby dengan perasaan jatuh cinta.
Seiring berjalannya waktu, karena kebersamaan yang semakin erat antara Gaby dan Popo, mereka akhirnya menjalin hubungan spesial.
Popo
sendiri sebelum dengan Gaby, pernah berpacaran dengan Gita (Leylarey
Lesesne), rekan dalam kelompok band-nya. Mereka berpisah karena sesuatu
hal. Sejak Popo dan Gaby resmi berpacaran, Gita merasa sangat cemburu
dan frustasi. Melihat mantannya menderita, Popo tidak bisa diam. Ia
sering dengan sabar mendengarkan keluh kesah Gita. Sikapnya ini justru
membuat hubungannya dengan Gaby menjadi renggang.
Namun, Gaby
berusaha bersikap dewasa, ia memberi kesempatan bagi Popo untuk
menuntaskan persoalan dengan mantan kekasihnya itu, sebelum benar-benar
mencintai dirinya. Sikap ini membuat Popo semakin yakin bahwa Gaby
adalah gadis terbaik untuknya.
''Film ini menyuguhkan sesuatu
yang berbeda. Bagaimana tokoh Popo ditampilkan sebagai seorang pria yang
tegar dan harus mengerti keadaan setiap orang. Namun, di balik itu
tidak ada orang yang sadar bahwa Popo adalah sosok yang memiliki banyak
beban hidup,'' tutur Irfan, salah satu penonton yang memuji sosok Popo.
Lika-liku
kehidupan asmara anak muda yang dibumbui konflik sosial para pelakunya,
sangat kental dalam film ini. Sampai pada suatu saat, Popo dan Gaby
harus menghadapi kenyataan pahit.
Mereka harus berpisah karena
takdir, Popo mengalami kecelakaan dan tewas. Perasaan terpukul dan
kehilangan yang besar membuat Gaby limbung dan memilih untuk menyusul
kekasihnya itu.
Dari segi alur cerita, film ini layak diberikan
apresiasi. Ia mengangkat cerita yang konsisten, tidak sekadar ingin
menyenangkan para penontonnya. Akhir kisah yang sedih justru membuat
film ini berkesan. Seusai melihat, penonton seakan turut masuk dalam
perasaan sendu kisah Gaby dan Popo.
Penasaran ingin melihat kisah
mereka lebih dalam, dan ingin membuktikan nuansa yang berbeda setelah
menontonnya. Saksikan penayangannya di bioskop mulai 4 November 2010.
(art)
Sumber: showbiz.vivanews (3 November 2010) Borneo